Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

Konsep Massive Open Online Courses (MOOCs) Lengkap !!

Massive Open Online Courses (MOOCs) menjadi sesuatu yang dibicarakan masyarakat dunia belakangan ini. MOOCs merupakan cara belajar-mengajar baru yang terpusat pada peserta didik dan menggunakan teknologi dengan jangkauan tak terbatas, melewati batas ruang kelas, sekolah, kampus, dan bahkan negara, memungkinkan pembelajar untuk dapat memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan secara gratis dan bahkan diajarkan oleh guru besar dari perguruan tinggi ternama dunia. MOOCs sendiri merupakan salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student centered ), dimana seperti yang telah berbagai penelitian lakukan bahwasanya pembelajaran yang berpusat pada siswa memiliki berbagai keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain pembelajar dapat lebih aktif di dalam mengkonstruksi pengetahuannya, dapat lebih berpikir kritis dan analitis, dapat mengembangkan kemampuan problem solving dan sebagainya. Pada intinya penyelenggara MOOCs mendapatkan pendapatan dari sertifikasi peserta yang telah

Pembelajaran Di Era Disrupsi

Era disrupsi memberi dampak yang cukup luas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk tuntutan dalam penyelenggaraan pembelajaran. Salah satu tantangan nyata tersebut adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi utuh dan dengan c ara belajar-mengajar baru yang terpusat pada peserta didik dan menggunakan teknologi dengan jangkauan tak terbatas, melewati batas ruang kelas, lingkungan industri, dan bahkan belajar dari negara lain, yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara gratis. Kompetensi era disrupsi merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki siswa agar mampu berkiprah dalam kehidupan nyata pada masa mendatang. P embelajaran yang mendukung menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri. Berdasarkan Litbang Kemendikbud 2013, abad yang akan

Kurikulum dan Arah Pendidikan Kejuruan Pada Abad 21 di era disruption

Permasalahan-permasalahan global makin kompleks. Persaingan dunia kerja pun makin kompetitif. Eksploitasi alam, pemanasan global, krisis perekonomian dan kemiskinan adalah hal yang harus diselesaikan di masa yang akan datang. Permasalahan ini tentunya dapat diselesaikan dengan membekali setiap warga negara dengan pendidikan yang bermanfaat di abad ke-21 . Twenty-first century skills adalah keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan di masa akan datang. Kebutuhan untuk menguasai 21st century skills , membuat banyak negara di seluruh dunia telah melakukan reformasi pada kurikulum, pengajaran, dan penilaian dengan tujuan yang lebih baik mempersiapkan semua anak untuk kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi dari kehidupan dan pekerjaan di abad ke-21 (Darling-Hammond, L. 2012:301). Australia, Finlandia dan Singapura adalah contoh dari beberapa negara yang telah mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan 21st century skills. Australian Curriculum, Assessment

Ketrampilan Abad 21 di era Disruption

Keterampilan abad 21 meliputi (1) life and career skills , (2) learning and innovation skills , dan (3) Information media and technology skills . Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi keterampilan-pengetahuan abad 21/ 21st century knowledge-skills rainbow (Trilling dan Fadel, 2009). Skema tersebut diadaptasi oleh organisasi nirlaba P21 yang mengembangkan kerangka kerja (framework) pendidikan abad 21 ke seluruh dunia. Skema ini menyajikan pandangan menyeluruh tentang keterampilan dan pengetahuan peserta didik abad ke-21. a.        Life and Career Skills Menurut Eric Hoffer kita berada dalam masa perubahan besar, Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi merupakan keterampilan yang penting untuk belajar, bekerja, dan kewarganegaraan. Laju perubahan teknologi memaksa kita semua untuk beradaptasi cepat untuk cara-cara baru berkomunikasi, belajar, bekerja, dan hidup. Peralihan pekerjaan dan karier lebih sering, dan seluruhnya jenis pekerjaan b

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI

Dalam pengemebangan kurikulum pendidikan vokasi mata pelajaran/mata kuliah wajib umum yakni Pancasila, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan dan Agama, harus diajarkan kepada peserta didik dengan memberikan muatan yang mampu menanamkan karakter unggul untuk mendukung daya saing bangsa.   Kemampuan penerapan etika industri diajarkan sebagai bagian pendidikan secara umum ( general education ) untuk memberikan dasar dan pemahaman tentang kedisiplinan, kualitas kerja profesional, berkomunikasi dan berinteraksi dalam lingkungan kerja juga pemahaman etika profesi dan tahapan kerja serta keselamatan kerja di industri. Pendidikan vokasi memiliki ciri atau kekhasan dan mengutamakan dalam menerapkan aspek-aspek praktis yang didukung oleh teori yang tepat. Hal ini untuk membedakan terhadap pendidikan akademis yang lebih mengutamakan capaian teoritis didukung aspek praktis. Ketepatan komposisi antara praktek dan teori pendukung menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan pada pendidik

KARAKTERISTIK KURIKULUM PENDIDIKAN VOKASI

Pendidikan vokasi merupakan sistem yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan secara menyeluruh. Meskipun demikian, kurikulum pendidikan vokasi memiliki karakteristik dan kekhususan tersendiri yang membedakannya dengan sub sistem pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi, dan tujuan pendidikannya saja, tetapi terlihat dari aspek lainnya yang berkaitan dengan aspek perencanaan kurikulum. Karakteristik – karakteristik dasar dari kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan yaitu: 1.         Orientasi Keberhasilan utama dari kurikulum pendidikan vokasi, bukan saja diukur dari pencapaian hasil belajar berupa kelulusan, tetapi pada kemampuan para lulusan kelak di dunia kerja. Asumsi tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa sifat pendidikan vokasi yang merupakan pendidikan untuk penyiapan tenaga kerja, maka dengan sendirinya orientasi pendidikan vokasi tertuju pada output atau lulusan. 2.         Justifikasi Kurikulum pendidikan vokasi didasarkan