Skip to main content

PENGARUH PENGGUNAAN INTAKE MANIFOLD DENGAN BAHAN DASAR KOMPOSIT (SERAT NANAS) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007

ABSTRAK

Bayu Gilang Purnomo, PENGARUH PENGGUNAAN INTAKE MANIFOLD DENGAN BAHAN DASAR KOMPOSIT (SERAT NANAS) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 pada penggunaan intake manifold dengan bahan dasar komposit (serat nanas).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 bernomor mesin JB51E1951246. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan/purposive sample. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengukuran konsumsi bahan bakar pada penelitian ini menggunakan gelas ukur dan dilaksanakan pada kondisi statis. Pengujian dilakukan dengan cara mengukur waktu yang diperlukan mesin untuk menghabiskan bahan bakar dalam volume tertentu pada putaran mesin rendah menengah dan tinggi. Pengukuran emisi gas buang karbonmonoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dalam penelitian ini menggunakan gas analyzer tipe 898 OTC STARGAS Global Diagnostic dan dilaksanakan berdasarkan pada SNI 09-7118.3-2005 tentang cara uji kendaraan bermotor kategori L pada kondisi idle. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar rata-rata pada penggunaan intake manifoldstandar pada putaran mesin 1200 rpm, 2500 rpm dan 4000 rpm adalah 0.088256 ml/detik. Sedangkan konsumsi bahan bakar rata-rata pada penggunaan intake manifold komposit serat nanas pada putaran mesin 1200 rpm, 2500 rpm dan 4000 rpm adalah 0.072183 ml/detik. Pada penggunaan intake manifoldkomposit serat nanas rata-rata konsumsi bahan bakar turun sebesar 20.7%. Pada penggunaan intake manifold standar emisi gas buang CO rata-rata adalah 1.838%. emisi gas buang CO rata-rata pada penggunaan intake manifold komposit serat nanas adalah 1.127%. Pada penggunaan intake manifold komposit serat nanas, emisi gas buang CO turun sebesar 38.7%. emisi gas buang HC rata-rata  pada penggunaan intake manifold standar adalah 1178 ppm. Emisi gas buang HC rata-rata pada penggunaan intake manifold komposit serat nanas adalah 1141 ppm. Pada penggunaan intake manifold komposit serat nanas emisi gas buang HC turun sebesar 3.1%.  


Kata kunci: Komposit epoxy, komposit Serat Nanas, intaka manifold, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang

Comments

Popular posts from this blog

SISTEM PENDUKUNG MESIN

Fungsi : Mendukung engine dari segala tuntutan agar memungkinkan   bekerja dengan baik dan berkesinambungan 1. SISTEM BAHAN BAKAR Motor Bensin Fungsi sistem bahan bakar Menyediakan dan mensuplay kebutuhan bahan bakar  sesuai dengan kebutuhan mesin Komponen-komponen sistem bahan bakar bensin : 1.     Karburator 2.     Pompa bensin (Fuel pump) 3.     Saringan bensin (Fuel filter) 4.     Tangki bensin (Fuel tank) Karburator Fungsi : Mencampur udara dengan bensin dengan komposisi yang sesuai agar menjadi gas yang mudah terbakar Keterangan : 1.     Choke valve                                 5. Throttle valve 2.     Saluran masuk bensin              6. Idle mixture adjusting screw 3.     Venturi                                      7. Intake manifold 4.     main nozzle                                 8. Needle valve Motor Diesel Jenis Pompa Injeksi VE Keterangan : 1.   Fuel Tank                                                  

Jenis-jenis penggerak poros kam

Penggerak roda gigi Jarak antara poros kam dengan poros engkol harus pendek * poros kam terletak di blok motor Untuk memperkecil suara selalu digunakan roda gigi miring kadang-kadang roda gigi poros kam di buat dari bahan sintetis Penggerak rantai Jarak antara poros kam dengan poros engkol bisa panjang * poros kam dapat terletak diatas ( kepala silinder ) dan di bawah ( blok motor - OHV ) Pada rantai di pasang tensioner, biasanya tensioner hidrolis yang bekerja berdasarkan tekanan oli Rantai yang lama akan bersuara Sering terjadi kebocoran oli pada paking-paking rumah rantai Penggerak sabuk timing bergigi   Sabuk timing bergigi, sehingga penyetelan timing tidak berubah Sabuk timing terbuat dari karet sintetis yang diperkuat dengan polyester . DILARANG MEMBERI PELUMAS ! Tensioner perlu distel setiap 40.000 km . Jika tidak, sabuk menjadi kendor dan dapat melompat,  penyetelan timing menjadi salah,  kemungkinan katup akan bertumbukan dengan torak motor  Jika tens

Syarat terjadinya pembakaran

Syarat terjadinya pembakaran pada sebuah motor adalah tersedianya oksigen yang cukup, bahan bakar yang cukup dan panas atau api yang baik. Proses terjadinya pembakaran pada motor bensin. Pembakaran didalam mesin motor dapat terjadi apabila tiga syarat pembakarn terpenuhi. Tiga syarat pembakar tersebut yaitu 1. Ada yang dibakar (campuran udara dan bahan bakar), 2. Ada yang membakar (api/panas atau tekanan), dan 3. Adanya ruang bakar (chamber). Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup hisap terbuka, campuran bahan bakar dan udara terhisap ke dalam silinder. Selanjutnya campuran bahan bakar dan udara dikompresi oleh gerak naik piston dari TMB ke TMA (katup hisap dan katup buang tertutup). Pada akhir langkah kompresi sekitar 5-10 derajat sebelum TMA busi memercikkan bunga api sehingga terjadi ledakan (temperatur naik sekitar 2500 0 C dan tekanan sekitar 50 kg/cm 2 di ruang bakar) didalam ruang bakar yang akan mendorong piston dari TMA ke TMB disebut langkah kerja. Setelah itu piston bergera