Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Matriks (resin)

Matriks (resin) dalam susunan komposit bertugas melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik. Matriks harus bisa meneruskan beban dari luar ke serat. Umumnya matriks terbuat dari bahan-bahan yang lunak dan liat. Polimer (plastik) merupakan bahan umum yang biasa digunakan. Matriks juga umumnya dipilih dari kemampuannya menahan panas. Polyester, vinilester dan epoksi adalah bahan-bahan polimer yang sejak dahulu telah dipakai sebagai bahan matriks. Persyaratan di bawah ini perlu dipenuhi sebagai bahan matriks untuk pencetakan bahan komposit: 1)       Resin yang dipakai perlu memiliki viskositas rendah, dapat sesuai dengan bahan penguat dan permeable . 2)       Dapat diukur pada temperatur kamar dalam waktu yang optimal. 3)       Mempunyai penyusutan yang kecil pada pengawetan. 4)       Memiliki kelengketan yang baik dengan bahan penguat. 5)       Mempunyai sifat baik dari bahan yang diawetkan. Tidak ada bahan yang dapat memenuhi semua persyaratan di atas tetapi pada saat

Resin Epoksi

Resin epoksi merupakan resin yang paling sering digunakan. Resin epoksi adalah cairan organik dengan berat molekul rendah yang mengandung gugus epoksida. Epoksida memiliki tiga anggota di cincinnya: satu oksigen dan dua atom karbon. Reaksi epichlorohydrin dengan phenols atau aromatic amines membuat banyak epoksi. Pengeras ( hardener ) , pelunak ( plasticizer ) , dan pengisi ( filler ) juga ditambahkan untuk menghasilkan epoksi dengan berbagai macam sifat viskositas, impact , degradasi, dan lain-lain (Kaw, 2006). Meskipun epoksi ini lebih mahal dari matriks polimer lain, namun epoksi ini adalah matriks dari polimer matrix composite yang paling populer. Lebih dari dua pertiga dari matriks polimer yang digunakan dalam aplikasi industri pesawat terbang adalah epoksi. Alasan utama epoksi paling sering digunakan sebagai matriks polimer yaitu: 1)       Kekuatan tinggi. 2)       Viskositas dan tingkat alirannya rendah, yang memungkinkan membasahi serat dengan baik dan mencegah ketida

Pengertian Komposit

Kata komposit (composite) berasal dari kata "to compose" yang berarti menyusun atau menggabung. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, di mana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda (Jones, 1975). Menurut Kaw, A.K.  (1997), komposit adalah struktur material yang terjadi dari dua kombinasi bahan atau lebih, yang dibentuk pada skala makrospik dan menyatu secara fisika. Unsur pembentuk komposit disebut penguat (serat atau partikel) dan pengisi (matriks). Matriks bertugas mengikat serat agar tetap pada posisinya dan menjaga serat dari pengaruh lingkungan luar. Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). Tumbuhan penghasil serat sering dikena

Efisiensi volumetrik dan efisiensi pengisian

Secara teoritis banyaknya bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam silinder sama dengan volume langkahnya. Akan tetapi, kenyataannya lebih sedikit karena dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu tekanan udara, temperature, panjang saluran, bentuk saluran dan sisa hasil pembakaran di dalam silinder pada proses yang mendahului. Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara volume muatan segar yang masuk kedalam silinder dengan volume langkahnya. Dengan kondisi tertentu dari suatu gas dapat juga ditentukan berat dari gas tersebut di mana apabila berat gas yang masuk ke dalam ruang bakar diperbandingkan dengan berat gas yang sebenarnya masuk ke dalam ruang bakar dengan kondisi tertentu pula akan didapat suatu harga perbandingan yang sama dengan effisiensi volumetrik. Apabila kondisi-kondisi gas dirubah ke kondisi standar, maka akan menghasilkan suatu harga perbandingan yang selanjutnya disebut effisiensi pengisian. Harga dari efisiensi volumetrik dan efisiensi pengisian bila semakin besa

PENGARUH PENGGUNAAN INTAKE MANIFOLD DENGAN BAHAN DASAR KOMPOSIT (SERAT NANAS) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007

ABSTRAK Bayu Gilang Purnomo, PENGARUH PENGGUNAAN INTAKE MANIFOLD DENGAN BAHAN DASAR KOMPOSIT (SERAT NANAS) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 pada penggunaan intake manifold dengan bahan dasar komposit (serat nanas). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 bernomor mesin JB51E1951246. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan/ purposive sample . Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengukuran konsumsi bahan bakar pada penelitian ini menggunakan gelas ukur dan dilaksanakan pada kondisi statis. Pengujian dilakukan dengan cara mengukur wak